Thursday, November 28, 2013

First Step: Pay God first

Dalam perencanaan financial, kita penah mendengar suatu prinsip dasar yaitu pay yourself first.
Prinsip ini mengajarkan kita untuk setiap kali menerima uang dari pendapatan kerja, kita harus segera mengalokasikan beberapa persennya untuk di tabung atau di investasikan. kemudian untuk memenuhi kebutuhan dan sisanya untuk membiayai kesenangan kita.


Metode ini "memaksa" kita mendahulukan kependingan pribadi demi menjaga kehidupan financial kita tetap aman. Seperti kata pepatah "Save us for rainy rainy day" atau seperti membeli/membawa payung sebelum hujan.

Ketika saya membaca buku 6 Keranjang 7 Langkah, saya mempelajari satu langkah pertama yang dilakukan sebelum pay yourself first yaitu Pay God First. Saya sangat setuju dengan pandangan si penulis. Saya sangat percaya bahwa berkat berasal dari Sang Pencipta. Uang yang kita terima adalah titipan dan kita adalah pengelolanya. Dan ketika di akhir nanti, kita akan diminta pertanggung jawabannya atas penggunaan setiap uang kita.

Di saat ini, daya tarik uang semakin sulit untuk dihiraukan. Segala sesuatu membutuhkan uang, dan sadar atau tidak, tidak sedikit dari kita yang berpikiran uang adalah segala-galanya dalam hidup. Keluarga saya adalah contohnya. akan tetapi saya menyadari bahwa kehidupan ini tidak didapat dari "Dewa uang".
Hidup kita adalah anugerah Yang Maha Esa, Sang Pencipta. Oleh karena itu, prinsip ini sangat penting dan menjadi pondasi paling awal untuk perencanaan financial. Prinsip ini juga membuat pikiran kita lebih jernih dan mampu membuat prioritas utama dalam hidup kita.

Memberi = Menerima

Saya mempunyai sebuah kisah menarik tentang memberi:

Ada dua laut di Palestina. Satu sama lain saling berhubungan dan sangat berbeda. Yang satu disebut laut Galilea. Yang satu lagi dinamakan laut Mati. Laut Galilea adalah danau yang luas dengan air yang bersih dan di sekitarnya banyak kehidupan seperti banyak ditemukan berbagai jenis ikan, banyak tanaman hijau dan banyak orang membangun rumah di sekitarnya. Sedangkan pada laut yang lain (laut mati). Sungguh cocok dengan namanya, semuanya mati. Tiada kehidupan dalam laut ini. Dan laut ini kadar keasinannya lebih banyak 9x dibandingkan laut di sekitarnya. Di sekitar laut ini tidak ada kehidupan, dan apabila orang mencoba meminum air ini maka orang yang meminumnya akan sakit. Tidak ada seorangpun yang tinggal di dekatnya karena baunya yang tidak enak.
Dari Kedua laut ini ada hal yang menarik yaitu ada sungai yang mengalir ke dua laut ini yaitu sungai Yordan.
Namun hal yang membedakannya adalah
Pada laut Galilea, aliran air dari sungai yordan mengalir keluar kembali sedangkan pada laut mati aliran sungai Yordan tidak mengalir keluar kembali. Ia hanya menerima dan tidak memberi kembali.

Dari cerita ini kita bisa mempelajari bahwa ketika kita memberi maka kita akan mendatangkan kehidupan dalam hidup kita. Berkat-berkat dari Tuhan akan mengalir dalam hidup kita. Memberi juga merupakan salah satu bentuk nyata ucapan syukur kita pada sang pencipta. Hati yang bersyukur membantu kita berfokus kepada hal-hal yang positif. Memberi yang pertama dan terbaik kepada Tuhan mengungkapkan ucapan syukur kita kepada-Nya dan membantu kita meyakini bahwa Tuhan peduli kepada kita.

Dalam kehidupan nyata, banyak contoh orang-orang sukses yang suka memberi. contohnya Warren Buffet dan Bill Gates. Bill Gates bersama istrinya membangun suatu yayasan amal yang bernama Bill & Melinda Gates Foundation yang bertujuan untuk membantu memperbaiki sistem kesehatan dan mengurangi kemiskinan di seluruh dunia dan memperluas kesempatan pendidikan serta akses ke teknologi informasi di Amerika Serikat. Dari sini ada suatu hal menarik yang bisa kita lihat. Walaupun Bill Gates bersama istrinya banyak memberikan bantuan, kekayaan yang mereka punya bukannya berkurang akan tetapi semakin bertambah. Dari sini kita lihat, berkat Tuhan yang melimpah. Semakin kita memberi kita akan semakin banyak menerima berkah dari Tuhan.
Jadi marilah kita jadikan prinsip ini fundamental paling dasar dalam perencanaan financial yang lebih baik.
:)














0 comments:

Post a Comment